Foto Bersama Ketua DKW Garda Bangsa PKB Lampung Khaidir Bujung (kanan), beserta Narasumber Juwendra Asdiansyah, KH.Soleh Bajuri, Moh.Mukri, Iskandar Zulkarnain, dan Ahmad Yulden Erwin, usai diskusi, Sabtu malam (17/12)
Taktik Lampung - Dalam rangka Haul ke-7 KH Abdurrahman Wahid (Gusdur), Garda Bangsa PKB Lampung gelar diskusi bersama sejumlah mahasiswa dan para pemuda yang bertemakan merajut persatuan dalam keberagaman.
Acara yang berlangsung khidmat dan penuh dengan suasana keakraban tersebut, dilaksanakan di halaman parkir kantor DPW PKB Lampung jalan Way Semangka Nomor 11, Pahoman, Bandar Lampung, Sabtu malam, (17/12).
Turut Hadir sebagai narasumber Rektor IAIN Raden Intan Lampung Mohammad Mukri, Pimpinan Redaksi Lampung Post, Iskandar Zulkarnaen, Budayawan Lampung Ahmad Yulden Erwin, Dewan Syuro PKB Lampung KH Hafiduddin Hanif, Ketua PWNU Lampung KH.Sholeh Bajuri. Dan sebagai moderator Juwendra Asdiansyah.
Ketua Dewan Kerja Wilayah (DKW) GARDA Bangsa Lampung Khaidir Bujung, mengatakan, Gus Dur adalah pemikir kemajuan Islam di Indonesia. Tanpa gerakan para kiayi yang menyatukan NKRI maka Indonesia tidak lahir seperti saat ini. "Maka pemimpin Indonesia harus memiliki sikap yang bijak dan terus memikirkan kemaslahatan masyarakat khususnya kaum marjinal," ujarnya.
Selain itu, sebelum menggelar diskusi malam puncak peringatan Haul ke-7 Gusdur, Wakil Ketua Komisi V DPRD Lampung itu, berinisiatif melakukan bakti sosial berbagi ke kaum duafa di lima titik se Bandarlampung, diantaranya Susunan Baru Kecamatan Langkapura, Sumur Batu, Gudang lelang, Kota Karang, dan Kota Jawa. Agenda tersebut dalam rangka meminta kepada masyarakat, khususnya kaum duafa untuk memanjatkan doa terhadap almarhum mantan Presiden RI yang ke 4 tersebut.
"Alhamdulillah, kemarin tepatnya Jum'at (17/12) kami Garda Bangsa sebagai sayap PKB memberi santunan kepada kaum duafa berupa paket sembako. Tentunya kita juga meminta untuk memanjatkan doa untuk mendiang Gus Dur," imbuhnya.
Menurutnya, Gus Dur merupakan sosok pemimpin yang gemar berbagi ke sesama. Tentunya, selaku kader dan uma islam, sikap berbagi yang dimiliki Gusdur menjadi contoh dan taulada kami, sehingga bisa menerapkan budaya berbagi seperti kemarin.
"Kita sadar, hidup di dunia hanya sementara. Maka kita harus peduli dengan sekitar dengan cara berbagi ke sesama. Sebab, harta, tahta tidak akan di bawa mati, dan hanya titipan dari yang maha kuasa," Pungkasnya. (TL)
0 Comments