Wayang Kulit bersama Dalang Kondang ki Enthus Susmono digelar Tim Jaringan Arinal Berkarya di Desa Trimodadi Lampung Utara, Sabtu (12/8) malam. |
Taktik Lampung - Lakon Bimo Wisudo menjadi tema dalam pagelaran wayang semalam suntuk bersama Ki Enthus Susmno di Dusun Wonijoyo, Desa Trimodadi, Kecamatan Abung Selatan, Kabupaten Lampung Utara, Sabtu (12/8)
Diceritakan, Kakrasana dijuluki Baladewa kareana pernah menjadi jagonya dewa saat mengalahkan musuh yang merusak Khayangan Salendra Bawana, Baladewa merupakan anak dari Prabu Basudewa dan Dewi Rohini. Saat masih kecil Baladewa bersama saudara-saudaranya dititipkan di Widarakandhang diasuh oleh Demang Antyagopa dan nyai Sagopi untuk menghindari Kangsa(kakaknya) yang ingin membunuh Kakrasana (Baladewa), Naraya(Kresno) dan Bratajaya(Sembadro).
Kakrasana lalu pergi bertapa di Argasonya, Bathara Brahma memberikan pusaka yaitu Nenggala (tombak pendek) yang berada di telapak tangan dan Alugara berwujud gada(Bentuknya seperti tongkat pemukul baseball). Baladewa juga menguasai ilmu yang memungkinkannya terbang dengan kecepatan tinggi. Ilmu itu disebut Aji Jaladara.
Kangsa yang ingin membunuh saudara-saudaranya mengadakan sebuah adu-aduan dan yang diadu adalah manusia. Jagonya Kangsa adalah Surati manta dan jagoannya Harya Prabu dan Ugrasena adalah Bilawa atau Bratasena. Kakrasana, Naraya dan Bratajaya juga menonton acara tersebut. Kangsa pun mencarinya, lalu ia menabrak dengan sengaja Kakrasana dan Narayana lalu terjadilah perang hebat. Kangsa pun terkena senjata Nenggala dan Cakra, dia pun terjatuh di tanah.
Setelah kematian kongso, Kakrasana diwisuda menjadi raja di Mandura dan dipanggil Prabu Baladewa. Istrinya bernama Dewi Erawati anak dari Prabu Salya di Mandakara. Walaupun Baladewa terkenal sebagai raja yang mudah marah, ia jujur, adil, dan tulus. Ia tidak sungkan-sungkan untuk meminta maaf atas kesalahannya.(TL/*)
0 Comments