Taktik Lampung - Deklarasi dukungan kepada Arinal Djunaidi-Chusnunia Chalim saat masa kampanye Pilgub 2018 berlangsung oleh DPC Gerindra Tanggamus sempat membuat heboh.
Pasalnya rekomendasi Gerindra saat itu sudah jelas mencantumkan nama pasangan Ridho Ficardo-Bachtiar Basri.
Sejak deklarasi itu pula, banyak pihak meramalkan jika Darussalam hanya tinggal menunggu waktu untuk kehilangan jabatan sebagai Ketua DPC Gerindra Tanggamus. Atau yang lebih parah, dipecat dari keanggotaan partai.
Waktu berlalu, teka-teki mulai terjawab. Melalui surat keputusan nomor 07-1069/Kpts/DPP - GERINDRA/2018 tertanggal 4 Juli 2018 yang ditandatangani Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto dan sekretaris jenderal Ahmad Muzani. Darussalam resmi tak lagi jadi Ketua DPC Gerindra Tanggamus.
Yang menarik adalah justru Darussalam malah ‘naik kelas’ dengan ditempatkan sebagai wakil sekretaris jenderal (wasekjen) DPP Gerindra, jabatan yang dulu dia tinggalakan.
Kejutan tak berhenti sampai disitu, dalam SK itu pula mantan Sekretaris Kabupaten Tanggamus Mukhlis Basri ditunjuk menggantikan Darussalam. Dia di-backup sekretaris Alhajar Syahyan dan bendahara Amran Fajaruddin.
Menurut Ketua DPD Gerindra Lampung, Gunadi Ibrahim pergantian yang terjadi hanyalah penyegaran untuk DPC Gerindra Tanggamus.
"Jabatan dia (Darussalam) awalnya memang wasekjen DPP. Nah kita kembalikan lagi dia ke jabatan sebelumnya. Jadi nggak ada hukuman," kata mantan anggota DPR RI itu, Selasa (10/7) malam.
Gunadi juga menepis perpindahan posisi Darussalam karena masalah politik dua kaki yang dilakukan saat masa kampanye Pilgub Lampung.
"Bukan karena itu. Dukungan saya 1000 persen ke paslon kita (Ridho-Bachtiar). Tapi Itulah nakal dia (Darussalam) mungkin, " seloroh Gunadi.
Di tempat sama, Mukhlis Basri menyatakan kesiapannya memimpin DPC Gerindra Tanggamus. Baginya, dunia birokrasi dan politik adalah dua hal tak jauh berbeda.
"Target kita baik pemilihan presiden maupun legislatif harus menang di Tanggamus. Kita konsolidasi ke dalam, mulai PAC sampai ranting. Karena mereka sebagai garda terdepan," tegasnya.
Dia meyakinkan pergantian posisi ini tidak akan menimbulkan riak-riak di tubuh partai. Sebab, sebagai kader siapapun harus siap ditempatkan di mana saja. Termasuk patuh dan hormat terhadap keputusan partai. (TL/*)
0 Comments