Taktik Lampung - Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital untuk meng edukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 Kota / Kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya.
4 kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam thema.
Sebagai Keynote Speaker, Gubernur Provinsi Lampung yaitu Ir. H. Arinal Djunaidi., memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform. Bp. Presiden RI, Bapak Jokowi juga memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.
Dalam kegiatannya di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung Jumat, (6/8/2021), Pukul 09.00 WIB Kementrian Kominfo mengadakan kegiatan literasi digital bertema "Lindungi Diri Dari Penipuan di Ruang Digital" dengan menyajikan diskusi menarik secara daring dan menghadirkan berbagai narasumber ahli dibidangnya yakni:
DINDA SARASWATI DIPOYONO (Ex Content Development In Edu-Tech Startup), pada sesi KECAKAPAN DIGITAL. Dinda memaparkan tema “TREN PEKERJAAN DAN USAHA DI DUNIA DIGITAL”.
Dalam pemaparannya, Dinda menjelaskan beberapa tren profesi seperti, konten kreator, spesialis media sosial, pemasaran digital, dan software engineering. Sedangkan, tren usaha meliputi, starup, online shop, dropship, dan affiliate marketing. Dinda menjelaskan hybrid role atau pekerjaan ganda, merupakan tren pekerjaan yang dibutuhkan oleh perusahaan atau organisasi untuk tenaga kerjanya yang bisa mengerjakan banyak keterampilan dan peran.
Hal yang harus dilakukan untuk menghadapi era digital diantaranya, berpikir kritis, keterampilan berpikir kritis memungkinkan untuk dapat membedakan informasi mana saja yang termasuk kebenaran atau kebohongan, fiksi atau nonfiksi, serta fakta atau oipini. Kreatifitas, dengan ketrampilan kreatif, dapat terbiasa melihat suatu masalah dari berbagai perfektif. Komunikasi, skill komunikasi yang efektif menjadi salah satu alat yang akan membantu membangun relasi. Serta, kolaborasi, merupakan keterampilan yang harus dikuasai untuk menghadapi pekerjaan di masa depan.
Dilanjutkan dengan sesi KEAMANAN DIGITAL, oleh RANA RAYENDRA, S.IKOM (CEO of Bicara Project). Rana mengangkat tema “KENALI RESIKO MENGUBAH APLIKASI RUBAH WAJAH”.
Rana membahas menjelaskan aplikasi yang dapat merubah wajah dikarenakan beberapa efek salah satunya efek yang disukai oleh pengguna adalah aplikasi mengubah wajah agar terlihat lebih cantik. Aplikasi sendiri memiliki beberapa efek, seperti kulit cerah, mengubah seperti orang tua maupun muda. Adapun beberapa aplikasi seperti snapchat, reface,dll. Langkah mudah pakai aplikasi dengan aman, antara lain, lakukan pengunduhan aplikasi dari sumber terpercaya, jangan beri akses ke foto, serta tutup akses kamera.
Sesi BUDAYA DIGITAL, oleh EKO IRAWAN, S.STP., M.M (Camat Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan). Eko memberikan materi dengan tema “BEBAS TAPI TERBATAS: BEREKSPRESI DI MEDIA SOSIAL”.
Eko menjelaskan menjelaskan media sosial adalah sebuah media untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Media sosial meghapus batasan-batasan manusia untuk bersosialisasi, batasan ruang maupun waktu, dengan media sosial ini manusia dimungkinkan untuk berkomunikasi satu sama lain dimanapun mereka bereda dan kapanpun, tidak peduli seberapa jauh jarak mereka, dan tidak peduli siang atau pun malam.
Kebebasan berpendapat dibatasi oleh hak-hak orang lain untuk diperlakukan secara layak dan adil, hak-hak setiap orang untuk mendapati ruang publik yang beradab dan menyejukkan. Ruang publik adalah milik semua orang, oleh karena itu siapa pun yang berbicara di ruang publik harus memiliki kedewasaan, sikap bertanggung-jawab dan mampu berempati kepada orang lain. Sangat penting untuk mengingatkan kepada semua pihak, khususnya unsur-unsur politik untuk tidak menggunakan media sosial maupun media massa sebagai sarana untuk menebarkan sikap permusuhan, kebencian, sikap acuh-tak-acuh yang berdimensi politik, agama, etnis maupun golongan.
Narasumber terakhir pada sesi ETIKA DIGITAL, oleh MASHURI, S.P (Koordinator P3MD Provinsi Lampung). Mashuri mengangkat tema “LITERASI DALAM MENANGKAL TERORISME, RADIKALISME, DAN SEPARATISME”.
Mashuri membahas kenali doktrin radikal di internet melalui, beriman, berjihad, dan hijrah. Proses radikalisme, dengan cara melakukan pendekatan kemudian membuat grup whatsapp, perekrutan jadi anggota, pembantaian atau pengambilan sumpah, dan pembinaan. Identifikasi korban, melalui perubahan signifikan pada sikap mental yang mendua, meninggalkan keluarga dan sekolah karena kegiatan yang intens, cenderung menjadi pribadi yang tertutup dan tertekan jiwanya, manipulatif serta minim empati.
Tips untuk mengantispasi radikalisme antara lain, teliti keabsahan organisasi, teliti susunan pengurus dan alamat resmi, pelajari agama dengan paripurna pada ahlinya, kenali modus perekrutan gerakan radikal, tolak dengan tegas bila diajak kajian-kajian yang sembunyi-sembunyi, kritis, serta berdialog dengan orang lain bila mendapatkan materi yang sulit dimengerti. Tanamkan sikap nasionalisme sebagai wadah untuk anak muda, berdayakan komunitas, pendekatan kearifan lokal, perbanyak kompetisi bakat, dan hidup berkualitas.
Webinar diakhiri, oleh LEONI ANGELA WIDIANA (MC dan Influencer dengan Followers 14,8 Ribu). Leoni menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa hal yang harus dilakukan untuk menghadapi era digital diantaranya, berpikir kritis, kreatifitas, komunikasi, serta kolaborasi. Aplikasi yang dapat merubah wajah dikarenakan beberapa efek salah satunya efek yang disukai oleh pengguna adalah aplikasi mengubah wajah agar terlihat lebih cantik. Aplikasi sendiri memiliki beberapa efek, seperti kulit cerah, mengubah seperti orang tua maupun muda.
Sangat penting untuk mengingatkan kepada semua pihak, khususnya unsur-unsur politik untuk tidak menggunakan media sosial maupun media massa sebagai sarana untuk menebarkan sikap permusuhan, kebencian, sikap acuh-tak-acuh yang berdimensi politik, agama, etnis maupun golongan. Tips untuk mengantispasi radikalisme antara lain, teliti keabsahan organisasi, teliti susunan pengurus dan alamat resmi, pelajari agama dengan paripurna pada ahlinya, kenali modus perekrutan gerakan radikal, tolak dengan tegas bila diajak kajian-kajian yang sembunyi-sembunyi, kritis, serta berdialog dengan orang lain bila mendapatkan materi yang sulit dimengerti. (*/TL)
0 Comments